IDENTIFIKASI BAHAYA


Jenis pekerjaan dalam industri pertambangan ada yang memiliki resiko besar dan ada yang memiliki resiko kecil.
Resiko pekerjaan di pit tambang tentu berbeda dengan resiko yang ada di pelabuhan , demikian pula dengan resiko yang bekerja di kantor.
Secara naluri manusia tidak ingin sakit atau cedera yang diakibatkan oleh pekerjaan yang mereka lakukan, sehingga merekapun melakukan identifikasi bahaya dan kontrol resiko.

Hanya terkadang identifikasi bahaya yang dilakukan kurang efektif sehingga kontrol resiko yang dilakukan juga kurang efektif pula yang berakibat terjadinya kecelakaan.



Identifikasi Bahaya dan Kontrol Resiko
Bila pekerjaan yang kita lakukan merupakan rutinitas kita sehari-hari, tentu telah dibuat SOP dan IBPRPP, kita tinggal mempelajarinya dan menerapkannya tahap demi tahap dalam pekerjaan kita.

Sekarang bagaimanakah bila pekerjaan kita merupakan pekerjaan baru?
Tentu saja kita membutuhkan JSA (Job Safety Analisis) . Dalam pembuatan JSA kita perlu melakukan identifikasi bahaya. Beberapa pertanyaan berikut akan membantu kita dalam identifikasi bahaya, misalnya :
1. Apakah saya bisa terjatuh?
2. Apakah saya bisa terpeleset?
3. Apakah saya bisa tersandung?
4. Apakah saya bisa terjepit?
5. Apakah saya bisa tersengat listrik?
6. Apakah saya bisa tertabrak?
7. Apakah dapat menyebabkan saya sakit?
8. Apakah ada sumber bahaya di sekitar kita?
9. Apakah ada bahaya yang tidak terlihat?

Dan masih ada beberapa pertanyaan yang lain yang bisa kita kembangkan sendiri sesuai jenis pekerjaan yang akan kita lakukan. Beberapa pertanyaan di atas ditujukan untuk kita sendiri, bagaimana dengan rekan kerja kita?

Maka bantuan pertanyaan akan seperti :
1. Apakah mereka bisa terjatuh?
2. Apakah teman kita bisa terpeleset?
3. Apakah teman kita bisa terjepit?
4. Apakah teman kita bisa tertabrak?
5. Apakah teman kita bisa sakit?
6. Adakah sumber energi yang bisa menyebabkan mereka terluka?
7. Adakah sesuatu yang dapat menjatuhi teman kita?
8. Adakah bahaya yang tidak terlihat yang bisa mengenai teman kita (misal bahaya listrik, bahaya radiasi sinar gamma dan lain-lain)

Setelah beberapa pertanyaan di atas ditemukan jawabannya tentu kita sudah melakukan identifikasi bahaya .  Langkah selanjutnya adalah menentukan tanda-tanda bahaya, maka bantuan pertanyaannya adalah :
1. Apakah saya berhenti untuk melihat dan mendengar?
2. Apakah saya memahami pekerjaan yang akan saya lakukan?
3. Apakah saya tahu apa yang sedang terjadi?
4. Apakah ini aman atau tidak?
5. Apakah saya sedang melakukan kesalahan?

Bila semua pertanyaan-pertanyaan di atas ditemukan jawabannya, berarti kita telah mampu melakukan identifikasi bahaya.

Selanjutnya bikla kita telah bisa melakukan identifikasi bahaya, yang perlu kita lakukan adalah pengendalian resiko.

Beberapa pertanyaan berikut akan berguna dalam pengendalian resiko :
1. Apakah yang harus saya lakukan untuk memperbaikinya?
2. Bisakah saya membersihkannya?
3. Bisakah saya mengisolasinya atau memisahkan bahaya?
4. Apakah saya membutuhkan bantuan orang lain?
5. Adakah tempat untuk berlindung?
6. Bisakah dilakukan dengan cara yang lebih aman?
7. Apa saja APD yang harus digunakan?
8. Adakah bagian yang perlu diganti?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa dikembangkan sendiri agar kontrol resiko yang kita lakukan benar-benar tepat.

Apapun jenis pekerjaan yang kita lakukan selalu terdapat bahaya yang harus kita kontrol dengan benar, agar bahaya dapat kita hilangkan bila mungkin atau dapat kita kurangi kemungkinan terjadinya dan juga tingkat keparahannya.

KENALILAH BAHAYA DALA PEKERJAAN KITA , KEMUDIAN KENDALIKAN BAHAYA TERSEBUT AGAR KITA TERBEBAS DARI KECELAKAAN .
dan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "IDENTIFIKASI BAHAYA"

Posting Komentar